Rabu, 17 Juni 2009

"Penjelasan tentang komposisi"

Komposisi
komposisi itu meliputi apa saja yang kita susun untuk menciptakan sesuatu.
Komposisi dalam Komunikasi Audio Visual
cara/ide dalam penyusunan gambar untuk menghasilkan efek gambar yang menarik.
  • Komposisi akan mempengaruhi “TASTE”, yakni akan terdapat impresi yang berbeda dari bagaimana objek ditampilkan dalam frame
  • Komposisi secara visual akan terpengaruhi oleh type of shot, camera angle, camera movement, lighting dan pengaturan peletakan objek dalam frame.
Macam Komposisi:
  • Proporsi (ukuran)
  • Framing
  • Pictorial Balance
  • Scale
  • Subject Prominence
  • Subject Attitude
  • Picture shape
  • Unifying interest
  • Speed of Compositional lines
  • Continuity of Centers of Interest
  • Color Impact

Proporsi
Ukuran menentukan obyek mana saja yang akan menjadi point interest. Ada ukuan baku tapi bukan hukum untuk objek.
Ukuran yang biasa kita kenal seperti:
Type of shot yang terdiri dari: ECU sampai ELS
Camera Angle
Camera Movement
Lighting
Framing
Yakni bagaimana kita meletakkan obyek dalam frame dengan berbagai kondisi.
Lihat dibuku ada perbedaan antara obyek diam, jalan, berlari, naek motor dalam peletakkan objek dalam frame.
Pictorial Balance
Kemudian dimana objek menghadap maka akan ada ruang didepan obyek tersebut.
Secara singkat maksudnya adalah bagaimana gambar yang dimunculkan mempunyai keseimbangan antara obyek yang satu dengan obyek2 yang lain. Sehingga enak ditonton.

"Kelengkapan dari penjelasan Film Dokumenter"

"Film Dokumenter"

Arti documenter maka kita dihadapkan oleh dua hal, yaitu sesuatu yang nyata, factual (ada atau terjadi) dan esensial, bernilai atau memiliki makna.

  • Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan
  • Film Dokumenter adalah film yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan fakta obyektif yang memiliki nilai essensial dan eksistensial artinya menyangkut kehidupan lingkungan hidup dan situasi nyata.
Film documenter berusaha menyajikan sesuatu bentuk obyektifitas meskipun hal tersebut hampir tidak mungkin“ you can show what you are” .Peranan seorang pencipta film documenter adalah menyusun fakta atau peristiwa.
Unsur Gambar:
Rangkaian kejadian
Kepustakaaan
Pernyataaan : individu yang berbicara sadar di depan kamera
Wawancara
Foto still
Dokumen
Pembicaraan
Layar kosong/ silhouette
Unsur suara:
Narasi: dengan narrator, reporter atau voice over
Synchronous sound: dengan suara sebagaimana adanya dalam gambar yang direlay secara tersendiri, kemudian dipersatukan.
Fottage: Suara objek (orangnya-yang jadi tokoh) film
Sound effect: suara suasana dan latar belakang
Music
Kosong/sepi

Proses produksi film:
  • Menentukan tema
  • Melakukan riset (lapangan ataupun pustaka)
  • Menetapkan tesis (yakni kerangka gagasan)
  • Membuat treatment
  • Pengambilan gambar
  • Seleksi gambar (assembly, rough cut, fine cut, & trimming)
  • Hasil editing offline ditulis dalam naskah
  • Editing online
  • Mixing (music, narasi, sound effect dsb)
Jenis- jenis Film Dokumenter:
  • Portrait,
  • Feature
  • Profile,
  • Biografi,
  • Sejarah,
  • Diary,
  • Discovery,
  • Rekonstruksi,
  • Instruksional,
  • Perjalanan.

"Jenis karya AV"

Film Fiksi
Biasanya dikenal dengan film cerita.
Menggunakan cerita rekaan memiliki konsep pengadeganan yang telah dirancang sejak awal.
1.Film Cerita Pendek
Biasanya dibawah 60 menit.
2. Film Cerita Panjang
Biasanya lebih dari 60 menit,
Lazimnya durasi antara 90-120 menit
Film Dokumenter
Film Dokumenter adalah film yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan fakta obyektif yang memiliki nilai essensial dan eksistensial artinya menyangkut kehidupan lingkungan hidup dan situasi nyata.
Video Clip
Musik yang dipadu dengan potongan2 gambar yang bercerita.
Aspek visual menceritakan narasi suara (audio)
Iklan
Menurut bitter ada 2 jenis iklan:
Iklan standart (Komersial) adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang, jasa untuk konsumen melalui media periklanan.
Iklan layanan masyarakat: iklan yang bersifat non profit

Ini dikutip dari rangkuman yang sudah dijelaskan oleh pak Novin
hikzzz,,hikzzzzzzzzzz..^_*

"KompoSisi"

SCALE

Scale adalah skala yang menunjukkan ukuran sebenarnya obyek yakni dengan cara membandingkan antara obyek satu dengan obyek yang lain.
Biasanya scale digunakan dengan cara memberikan Foreground yakni untuk menentukan seberapa besar obyek yang ada dalam frame.

SUBJECT PROMINENCE

Bagaimana subject ini ingin ditonjolkan tergantung bagaimana kita memposisikan subyek tersebut dalam frame.
Hal ini penting dilakukan agar orang tetap fokus pada subjek dengan kharakter yang di bawanya.
kekuatan penonjolan subjek bisa dilihat dari:

View Point (camera angle)
Frame Position
Size Proportions (Ukuran subjek dengan lingkungan sekitarnya)
Lighting
Background (dimana ini akan menguatkan atau melemahkan subjeknya)

SUBJECT ATTITUDE
Sikap atau action yang dilakukan subjek dalam frame juga akan mempengaruhi bagaimana pandangan penonton terhadap subjek.
Weak Attitude: Membelakangi kamera, menunduk, lying down, dan slow movement
Strong Attitude: mengadap pas depan kamera (frontal view), tangan yang menggenggam, dan fast movement.
Unifiying Interest
Ini yakni kesatuan perhatian dari obyek2 yang muncul dalam frame. Maksudnya adalah tentukan fokus terhadap onyek mana yang akan atau yang ingin diberi perhatian lebih.

SPEED OF COMPOSITIONAL LINES
Gerak garis akan menentukan seberapa besar obyek tersebut akan bergerak.


CONTINUITY OF CENTERS OF INTEREST

Yakni kesinambungan antar frame bisa terjaga dengan baik ketika center of interest (pusat perhatian) kemudian tetap menyambung dari satu frame ke frame yang lain.
Color Impact

Warna juga mentukan banyak sekali Asosiasi:
Seperti misalnya Warm and Cold Color:
Warm Color : merah, kuning, coklat, oranye
Cold Color : biru, hijau, putih


catatan dari pak novin

Senin, 15 Juni 2009

"SiNeTroN"

sinetron merupakan kepanjangan dari sinema elektronik yang berarti sebuah karya cipta seni budaya, dan media komunikasi pandang dengar yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita vidio melalui proses elektronik lalu ditayangkan melalui stasiun televisi.


"seJarah Sinetron"
Apakah kamu suka menonton sinetron ? Ya, sinetron. Tayangan berseri yang bisa kamu saksikan di hampir sebagian saluran televisi di Indonesia. Saking banyak penggemarnya, salah satu rumah produksi (Production House/PH) membuat channel khusus sinetron di tv kabel. Lantas, seberapa menarikkah sinetron ?
Sejarah Sinetron

Dalam bahasa Inggris, sinetron berarti soap opera alias opera sabun. Cikal bakalnya adalah siaran drama berseri di radio- radio Amerika pada sekitar tahun 1930-an. Para pendengar radio yang kebanyakan ibu- ibu rumah tangga, biasa mendengarkan drama berseri itu sembari membersihkan rumah. Peluang ini ditangkap oleh para pemasang iklan di radio untuk mempromosikan produk perusahaan mereka berupa deterjen dan produk- produk pembersih di sela- sela siaran drama berseri. Selanjutnya, ketika era radio berganti menjadi televisi pada tahun 1950, siaran drama berseri ini dilanjutkan ke televisi namun nama ‘opera sabun’ tetap terpakai.

Di Indonesia, istilah sinetron pertama kali dicetuskan oleh Bapak Soemardjono, salah satu pendiri Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Tak banyak yang mengetahui jika sinetron adalah kepanjangan dari Sinema Elektronik. Disebut demikian, sebab sinetron adalah sebuah tayangan sinema (film) berseri yang ditonton melalui media elektronik (baca : TV). Sinetron berbeda dengan film. Sinetron adalah sebuah tayangan berseri yang dibuat (bisa) sampai berpuluh- puluh episode sementara Film adalah sebuah tayangan lepas serta berdurasi pendek.

Acara menonton sinetron bisa dilakukan setiap saat dan tak mengenal waktu. Kamu bisa menjumpai sinetron yang ditayangkan di waktu pagi, siang, sore atau malam hari. Semakin malam sinetron ditayangkan, terutama di jam-jam tertentu (baca : prime time) yaitu antara pukul 7 malam sampai 10 malam, maka semakin besar ratingnya dan biasanya episode sinetron tersebut bakal diperpanjang. Rating ini adalah nilai yang menentukan sukses tidaknya suatu sinetron di masyarakat. Nah, demi memenuhi kebutuhan pecinta sinetron, maka dibuatlah saluran tv kabel yang khusus menyetel sinetron sepanjang hari.

Ditelusuri dari sejarahnya, booming sinetron di Indonesia muncul pada tahun 90-an. Pada waktu itu tv swasta baru bermunculan di Indonesia. RCTI adalah stasiun tv swasta pertama di Indonesia, sebelumnya stasiun tv yang mengudara hanya satu, yaitu TVRI, milik pemerintah Republik Indonesia.

Pelopor sinetron pertama yang hadir di layar kaca adalah Losmen, drama serial produksi TVRI pada tahun 80-an. Losmen bercerita tentang kehidupan sehari- hari keluarga Pak Broto yang mengelola penginapan losmen. Drama ini dibintangi oleh aktor dan aktris senior seperti Dewi Yull, Mieke Wijaya dan Mathias Muchus. Uniknya, berbeda dengan sinetron jaman sekarang yang penayangannya setiap hari, drama Losmen ditayangkan sebulan sekali karena jam siaran TVRI yang masih terbatas. Jadi, untuk menonton episode selanjutnya harus menunggu bulan berikutnya ;p. Meskipun demikian, istilah sinetron baru digunakan pada drama berseri Jendela Rumah Kita (1989).

Sepanjang tahun 90-an, istilah sinetron mulai banyak digunakan. Tayangan sinetron pun mulai membanjiri saluran tv swasta. Sebutlah diantaranya Lenong Rumpi, Si Cemplon, Si Doel Anak Sekolahan dan masih banyak lainnya. Diantara sinetron- sinetron yang ada pada masa itu, Si Doel Anak Sekolahan adalah sinetron paling populer dan mendapat tempat di hati masyarakat. Buktinya, sinetron Si Doel dibuat hingga beberapa sekuel. Pemeran utamanya adalah Rano Karno, bintang film tahun 80-an yang kini menjabat sebagai wakil bupati Tangerang.
Memasuki tahun 1995 hingga 1998, tema sinetron sedikit bergeser. Para sutradara membuat sinetron yang diadaptasi dari film layar lebar tahun 80-an, misalnya Lupus, Olga dan Catatan Si Boy. Di era ini pula, sinetron dari negeri latin alias telenovela membanjiri layar kaca Indonesia. Diantara yang populer adalah Maria Mercedes yang melambungkan nama pemainnya, Thalia.

Berikutnya di tahun 1998, Multivision Plus sebagai salah satu perusahaan pembuat film / Production House di Indonesia, membuat sinetron Tersanjung. Sinetron ini adalah sinetron terpanjang yang pernah dibuat, terdiri dari 356 episode yang dibagi beberapa sekuel. Pada masa ini, tema sinetron kembali berubah. Kebanyakan sinetron yang diproduksi merupakan adaptasi dari novel- novel terkenal seperti Karmila.
Era Millenium, yang ditandai pergantian tahun dari 1999 ke 2000 menjadi puncak bagi dunia sinetron Indonesia. Tema sinetron lebih beragam, mulai dari horor sampai kehidupan masyarakat Jakarta. Hingga kini terdapat beberapa pembagian jenis sinetron misalnya : sinetron religi ( agama ), sinetron komedi, sinetron horor, sinetron dewasa, sinetron remaja dan sinetron anak.

Anak- anak dan Sinetron

Sayangnya, dari sekian banyak jenis sinetron yang ada termasuk sinetron anak, tak semuanya bagus untuk anak- anak seusia kita. Bahkan, konon berdampak buruk bagi perkembangan jiwa kita. Nah lho. Jika diperhatikan secara seksama, kebanyakan sinetron menyelipkan adegan kekerasan, bahasa yang kurang sopan bahkan adegan yang belum seharusnya kita lihat. Dan tahukah kamu adegan- adegan yang terlihat sepele itu seperti menampar, memukul atau menjerit bisa mempengaruhi kebiasaan kita ? Seorang Ibu yang memiliki anak berusia 8 tahun terkejut ketika mengetahui anaknya melempar piring dan gelas, padahal anak itu dalam kondisi baik- baik saja. Ketika Sang Ibu bertanya anak itu menjawab dengan enteng bahwa ia mengikuti tokoh idolanya di sebuah sinetron anak. Ada juga seorang Ibu kewalahan menghadapi anaknya yang ingin memiliki barang- barang bagus seperti yang ada di sinetron. Nah lho. Dan beberapa dampak buruk lainnya akibat menonton sinetron.

Kehidupan sinetron yang terlihat indah memang nampak sedap dipandang. Apalagi menyaksikan para jagoanmu itu ketika sedang melawan musuh. Rasanya kamu ingin menirunya bukan ? Padahal, tidak semua yang kita saksikan di sinetron itu benar dan patut ditiru. Di dalam kehidupan nyata, para tokoh sinetron termasuk idolamu juga manusia biasa yang harus bersekolah, mengerjakan PR dan bermain.

Lantas, bagaimana sebaiknya kita menonton sinetron ? Bagusnya sih perbanyak kegiatanmu di luar rumah. Apalagi anak- anak seusia kita memang harus mengeluarkan banyak energi.



"ReaLitY sHow"

Apa Benar Reality Show Tidak Ada Dampak Negatifnya?

Jika Anda melihat tayangan reality show yang bersegmen orang-orang
tidak mampu, apakah anda merasa terhibur? Mungkin. Tapi yang jelas
anda pasti akan turut larut dalam kesedihan dan keprihatinan. Tapi
coba anda tanyakan pada orang-orang yang kelasnya sama dengan orang
beruntung yang menjadi target acara itu, anda pasti mendapat jawaban
yang sangat beragam. Bahkan anda akan mendapatkan jawaban yang
mungkin tidak pernah anda pikirkan.
Mereka ada yang menjawab "Tidak mungkin ada orang sebaik itu", "Lha
wong saya ini lebih susah dari orang itu loh, kok dia yang beruntung
dapat bantuan itu". Itu salah satu contoh jawaban dari mereka yang
kurang beruntung tidak dilibatkan dalam acara reality show itu.
Singkat kata, ternyata acara tersebut juga memunculkan perasaan iri
hati sesama orang susah.
Secara langsung, reality show semacam itu memang menolong sisi
ekonomi orang-orang susah itu. Tapi apakah benar pasca mendapat
keberuntungan itu, orang-orang yang tertolong itu tidak mendapat
masalah dalam bentuk lain? Kekurangan dari PH yang mengadakan acara
itu adalah tidak melakukan kontrol atau pengawasan target pasca
tayangan.
Ini beberapa contoh permasalahan baru yang ditimbulkan pasca reality
show sociality itu. Di daerah Tangerang, salah satu target reality
show (sebut saja namanya Mr X) awalnya senang dapat membeli barang-
barang yang mungkin hampir tidak dapat dia beli seumur hidupnya. Tapi
belum lama berselang, dia hampir mendapat penganiayaan seorang dept
collector seorang rentenir.
Rentenir itu tidak tahu kalau Mr X mendapat keberuntungan dalam acara
reality show, yang dia tahu, di rumah Mr X terdapat barang-barang
berharga. Si rentenir merasa tersinggung dan curiga bahwa Mr X
melupakan hutang-hutangnya, malah memberi barang-barang mewah.
Setelah diberi penjelasan, bukannya mengerti, malah dia menyita
barang-barang tersebut. dan sekarang Mr X hanya bisa gigit jari
melihat barang-barang itu hanya numpang lewat saja di rumahnya.
Lain lagi informasi dari rekan saya dari Jakarta Timur. Sebut saja
Mrs Z, dia adalah seorang pedagang perancangan yang mana dia mengaku
belum pernah di tangannya memegang uang sebesar 10 juta. Dan akhirnya
Mrs Z merasakannya juga berkat salah satu tayangan reality show.
Seperti halnya Mr X, Mrs Z juga hanya merasakan bahagia yang sesaat
setelah mendapatkan keberuntungan itu. Pasalnya dia mempunyai suami
yang kelakuannya "kurang menyenangkan". Suami Mrs Z dikenal
pengangguran, parahnya, dia juga suka berjudi. Melihat istrinya
mendapat barang-barang yang totalnya senilai 10 juta, dialah orang
yang paling bahagia. Bisa ditebak kan? Dia serasa mendapat modal
segar untuk melanjutkan kebiasaan buruknya. Sedangkan Mrs Z, semakin
terpuruk mendapati suaminya yang semakin menjadi-jadi.
Dari contoh kasus itu membuktikan bahwa ada beberapa orang susah yang
tidak tahu diri dengan keadaannya. Mengalami peristiwa semacam itu
bukannya pikirannya terbuka, malah memanfaatkannya dan semakin
bermalas-malasan., meskipun itu oknum orang-orang sekitar target
reality show.
Tayangan-tayangan reality show yang mengekspose sisi ekonomi kalangan
bawah ini memang terbukti medapat kesuksesan. Hal itu terbukti
semakin marak tayangan-tayangan serupa meski ada beberapa yang
terlihat memaksakan temanya, tapi tetap saja berhasil. Meski tayangan
semacam ini merupakan hanya hiburan saja, seharusnya tetap harus ada
etikanya.
Semisalnya salah satu tayangan yang bertemakan berharap pertolongan
orang lain itu. Seharusnya, orang-orang yang menolak menolong itu
wajahnya harus disamarkan. Karena selain mengganggu privasi orang,
hal itu juga merupakan pencemaran nama baik dengan mengekspose orang
yang tidak bersedia menolong. Hal itu menunjukkan ketidak baikan hati
seseorang. Padahal, orang menolak membantu pasti punya alasan sendiri.
Mungkin Anda pernah menemui seseorang yang meminta tolong yang
nadanya sama persis dengan yang ada di tayangan. Ternyata tayangan-
tayangan reality show macam itu menginspirasi seseorang untuk
mendapatkan hasil. Sudah tentu banyak yang terpengaruh dengan acara
macam itu, hingga ketika di jalan dia menemui seseorang yang minta
tolong, tidak ragu-ragu menolongnya dengan berharap semoga si peminta
tolong ini adalah kiriman tayangan reality show. Dan ternyata bukan,
akhirnya, hal itu membuat orang menolong bukan karena keikhlasan,
melainkan berharap pamrih.
Permasalahan sebenarnya adalah para produsen-produsen tayangan
reality show dari dulu sampai sekarang hanya mementingkan ratting dan
omzet semata. Tayangan-tayangan tersebut seakan tidak memikirkan
akibat, aturan dan kurang bertanggung jawab pasca tayangan. Khususnya
tanggung jawab moral.
Lihat saja reality show seperti Paranoid yang dulu hampir membuat
celaka orang. Dengan tidak berprikemanusiaan, jiwa seseorang
dipermainkan sedemikian rupa. Play Boy Kabel, dengan sengaja menjebak
seorang pria dengan mengirim wanita murahan sebagai penggoda, dan
akibatnya, hubungan asmara seseorang harus bubar hanya karena masalah
yang direkayasa. H2C, sudah jelas-jelas sebuah tindakan kriminal yang
serius. Menguntit dan menjebak seseorang.
Tapi ada satu hal yang luput dari perhatian para PH tersebut. bisa
jadi merekalah yang dimanfaatkan para targetnya demi mendapatkan
hadiahnya. Jelasnya, para target itu hanya bersandiwara, kasarnya,
tayangan itu ditipu. Seperti Katakan Cinta, sebenarnya banyak yang
hanya dibuat-buat. Bedah Rumah, kerja sama target dengan pelapor yang
menghubungi pengada acara berbuah bagi hasil apa yang diberikan
tayangan pada mereka. Lumayan, dapat hadiah, masuk TV lagi.
Sama halnya saat awal marak-maraknya Infotainment yang mana para
peliputnya dianggap melanggar privasi kehidupan selebritis dengan
begitu brutalnya hingga menimbulkan kejadian-kejadian memalukan
seperti acaman tembakan dari salah seorang artis. Tapi akhirnya para
Infotainment itu pun perlu dibuatkan peraturan untuk mengatur etika
peliputannya.
Sepertinya tayangan reality show pun juga perlu dibuatkan aturan-
aturan serupa agar ide-ide "gila" itu tidak keluar jalur yang
akhirnya merugikan salah satu pihak hanya demi kepentingan ratting
dan materi semata. Kalau boleh memberi motto untuk reality show, saya
mengusulkan
"HATI NURANI MEMERLUKAN HATI NURANI JUGA".

Minggu, 14 Juni 2009

"SeKiLas !nFo"

  • Film Dokumenter
Film yang berdasarkan peristiwa- peristiwa kisah nyata dan factual serta esensial(bernilai dan memiliki makna)

  • Film Dokumenter
Film yang mendokumentasikan fakta obyektif yang memiliki nilai esensial dan eksistensial artinya masyarakat kehidupan lingkungan hidup dan situasi nyata.
  • PerBeDaan DokumenTer deNgAn DoKuMenTAsi
  1. Kalau dokumenter apa yang dikomunikasikan paham sedang dokumentasi apa yang dikomunikasikan tidak paham.
Film Dokumenter berusaha menyajikan sesuatu bentuk obyektifitas meskipun hal tersebut hampir tidak mungkin.


"Demikian sekilas info^_^"